Sang induk menghendaki berkawan.Tapi, ketika kawan menjadi lawan, kembali ku tanya ; "harus kah?", kemudian hening. -monicaroza.
Terbilang temu ternyata jua
hidup tak serupa cerita bahagia
Telah lama "ku dan kau" tak bersua
Jangankan bersua, tertangkap bertatap muka "ku dan kau" rasa curiga
Beralih dan gelisah
Ingatkah kau barang sekejap foto tersebut? Ah...tak hayal bodoh ku memang bodoh. Nyatanya tak perlu berharap. Malah peluh keluar seluruh. Ku pejamkan dan kau terpampang. Ku termenung menangisi tiap butir tawa kebahagiaan "ku dan kau" hingga akhir. Kini inginku merajuk. Inginku bercanda ria layaknya dulu. Tapi, ku senang liat kau senang bersama "mereka". Tak perlu ku tanyakan, sebab kau telah bahagia.
Namun,kerinduan yang tertahan terganggu oleh sesuatu.
"Iyuh".
Hah ku tak lebih dari sebuah "iyuh"
Sadarku kini bahwa kau tak lagi kawan.
Terbilang sakit terbilang nyeri
Ku tak menghendaki tumbuh cabang benci
apalah daya benci tetap benci
Sayang kini jadi benci
Walau pula ku ingat sayang
Entah ribuan maaf tak kan jadi kunci
Luluh benci kian tak terlarang
Ku bawa benci ini keseluruh negeri...
Di mana ku terus tenggelam dalam pedih...
Kan kubawa hingga mati...
•monicarozaš
bagus kak, terus berkarya yaaa..semangattt
BalasHapusmati satu tumbuh seribu....
BalasHapusSebelum mati udh beribu" :)
BalasHapus